Haii Guys
Berikut ini saya akan mengepost contoh cerpen karya remaja SMPN 212 Jakarta yang bernama Fitria Noor Aliefah. Disini saya hanya sebagai editor yang mengedit naskah cerpen ini. Oke Selamat
Membaca&Semoga bermanfaat yaa..
Punggung Pelindung
Nyeri ku
rasakan di sekujur tubuhku. Ku pegangi punggungku yang terasa remuk, sambil
menggendong tas sekolahku menuju rumah. Saat tiba di rumah, ku letakkan
ranselku. Legaaa.. sekali rasanya melepas ransel tersebut. Ketika aku sedang
duduk di ruang tamu, tiba-tiba ku dengar pintu gerbangku terbuka.
“Assalamu’alaikum..
Lina?” sapa temanku Ana.
“Wa’alaikumsalam”
jawabku.
(Mendengar balasan
salamku, Ana masuk ke dalam Rumahku)
“Kamu baru pulang,
Lin?” tanyanya.
“Iya nih” jawabku
singkat (tanpa mengalihkan pandanganku dari lemari buku milik Ayah.
“Hey!! Balikan
badanmu!
Tidak
sopan sekali kamu ini, bicara membelakangi aku” kata Ana
(sambil memegang
punggungku yang nyeri)
“Aduh…” keluhku
kesakitan
“Ada apa lin?” tanya Ana
“Dasar bodoh!!! Punggungku ini
sedang sakit, karena habis mengikuti latihan karate”
jawabku (dengan nada
yang sedikit kesal)
“Ah!!
Begitu
saja kau mengeluh, dasar lebay!” sahut Ana (menghinaku)
(Aku menatapnya
dengan kesal)
“Ya, punggungku
memang lemah. Tapi, punggung yang lemah ini siap untuk melindungi
orang-orang yang ku sayangi!” jawabku
dengan nada yang sedikit keras
“Oke, kita tidak
perlu ribut hanya karena masalah ini” pinta Ana
(Aku hanya diam
mendengar pinta nya tersebut)
Dua hari pun
berlalu, punggungku yang nyeri kini telah lebih baik. Namun, masih sedikit
terasa pegal. Bel sekolah pun berbunyi, kini saatnya aku pulang bersama
teman-teman sekolahku. Sesampainya di rumah, aku langsung berganti pakaian dan
merebahkan diri diatas kasurku. Setelah beberapa saat, aku pun tertidur.
“Lina… Bangun Nak,
bangun!!
Ada
gempa” teriak ibuku
Dengan serentak aku dan
Ibuku langsung pergi ke luar rumah, untuk mengamankan diri dari bencana tersebut.
Di luar rumah, aku sama sekali tidak melihat Ana. Aku pun mulai memikirkan
hal-hal negative yang bisa saja terjadi pada Ana saat ini.
“Ibu… Ana kemana ya
bu?Kok gak kelihatan” tanyaku dengan nada yang cemas
“Ibu juga gak tau
Nak, mending kamu ke Rumah Ana saja sekarang” jawab Ibuku
(Saat berjalan menuju
rumah Ana, aku baru ingat kalau orang tua Ana sedang pergi ke
Luar kota&Ana
kini tinggal bersama Kakaknya)
Jarak rumahku dengan
Ana memang sedikit agak jauh, maka dari itu sembari jalan aku mencoba
menghubungi Kakaknya. Namun, telfon kakaknya tidak dapat dihubungi. Aku pun
langsung berlari secepat mungkin. Hingga sampai juga di rumah Ana. Tiba di
rumah Ana, aku langsung mencari-cari dia di dalam rumah. Akhirnya, aku menemukan
dia yang sedang tidur terlelap di ruang tamu. Sementara getaran gempanya
semakin kuat. Aku pun berusaha untuk membangunkan Ana dari tidurnya.
“Anaa.. Ayo bangun”
pintaku sambil mengelus punggung belakangnya
(Ana pun terbangun
dari tidurnya)
“Ada apa Lin?Mengapa
kamu terlihat panik begitu?” Tanya Ana
“Ayo kita harus cepat-cepat
keluar!!” jawabku
(sambil menarik-narik tangannya)
(Belum sampai ke luar
rumah, rumah Ana sudah runtuh)
“Awass!!” (aku langsung
memeluknya dan seketika semuanya gelap)
Saat aku tersadar, aku
menemukan Ana disampingku. Samar-samar aku melihatnya menangis. Namun kemudian
aku kehilangan kesadaran. “Kini punggung yang lemah itu telah melindungiku dari
bencana”. Dan kini kata-katamu telah terbuktikan. Maafkan aku Linaa.. Maafkan
akuuu…..
~SELESAI~