Rabu, 24 Desember 2014

Cerpen versi Pelajar SMP

Haii Guys
Berikut ini saya akan mengepost contoh cerpen karya remaja SMPN 212 Jakarta yang bernama Fitria Noor Aliefah. Disini saya hanya sebagai editor yang mengedit naskah cerpen ini. Oke Selamat Membaca&Semoga bermanfaat yaa..
                                                 Punggung Pelindung
            Nyeri ku rasakan di sekujur tubuhku. Ku pegangi punggungku yang terasa remuk, sambil menggendong tas sekolahku menuju rumah. Saat tiba di rumah, ku letakkan ranselku. Legaaa.. sekali rasanya melepas ransel tersebut. Ketika aku sedang duduk di ruang tamu, tiba-tiba ku dengar pintu gerbangku terbuka.
          “Assalamu’alaikum.. Lina?” sapa temanku Ana.
          “Wa’alaikumsalam” jawabku.
          (Mendengar balasan salamku, Ana masuk ke dalam Rumahku)
          “Kamu baru pulang, Lin?” tanyanya.
          “Iya nih” jawabku singkat (tanpa mengalihkan pandanganku dari lemari buku milik Ayah.
          “Hey!! Balikan badanmu! Tidak sopan sekali kamu ini, bicara membelakangi aku” kata Ana
          (sambil memegang punggungku yang nyeri)
          “Aduh…” keluhku kesakitan
          “Ada apa lin?” tanya Ana
          “Dasar bodoh!!! Punggungku ini sedang sakit, karena habis mengikuti latihan karate”
          jawabku (dengan nada yang sedikit kesal)
          “Ah!! Begitu saja kau mengeluh, dasar lebay!” sahut Ana (menghinaku)
          (Aku menatapnya dengan kesal)
          “Ya, punggungku memang lemah. Tapi, punggung yang lemah ini siap untuk melindungi
          orang-orang yang ku sayangi!” jawabku dengan nada yang sedikit keras
          “Oke, kita tidak perlu ribut hanya karena masalah ini” pinta Ana
          (Aku hanya diam mendengar pinta nya tersebut)
                   Dua hari pun berlalu, punggungku yang nyeri kini telah lebih baik. Namun, masih sedikit terasa pegal. Bel sekolah pun berbunyi, kini saatnya aku pulang bersama teman-teman sekolahku. Sesampainya di rumah, aku langsung berganti pakaian dan merebahkan diri diatas kasurku. Setelah beberapa saat, aku pun tertidur.
          “Lina… Bangun Nak, bangun!! Ada gempa” teriak ibuku
      Dengan serentak aku dan Ibuku langsung pergi ke luar rumah, untuk mengamankan diri dari bencana tersebut. Di luar rumah, aku sama sekali tidak melihat Ana. Aku pun mulai memikirkan hal-hal negative yang bisa saja terjadi pada Ana saat ini.
          “Ibu… Ana kemana ya bu?Kok gak kelihatan” tanyaku dengan nada yang cemas
          “Ibu juga gak tau Nak, mending kamu ke Rumah Ana saja sekarang” jawab Ibuku
          (Saat berjalan menuju rumah Ana, aku baru ingat kalau orang tua Ana sedang pergi ke
          Luar kota&Ana kini tinggal bersama Kakaknya)
        Jarak rumahku dengan Ana memang sedikit agak jauh, maka dari itu sembari jalan aku mencoba menghubungi Kakaknya. Namun, telfon kakaknya tidak dapat dihubungi. Aku pun langsung berlari secepat mungkin. Hingga sampai juga di rumah Ana. Tiba di rumah Ana, aku langsung mencari-cari dia di dalam rumah. Akhirnya, aku menemukan dia yang sedang tidur terlelap di ruang tamu. Sementara getaran gempanya semakin kuat. Aku pun berusaha untuk membangunkan Ana dari tidurnya.
          “Anaa.. Ayo bangun” pintaku sambil mengelus punggung belakangnya
          (Ana pun terbangun dari tidurnya)
          “Ada apa Lin?Mengapa kamu terlihat panik begitu?” Tanya Ana
          “Ayo kita harus cepat-cepat keluar!!” jawabku (sambil menarik-narik tangannya)
          (Belum sampai ke luar rumah, rumah Ana sudah runtuh)
          “Awass!!” (aku langsung memeluknya dan seketika semuanya gelap)
       Saat aku tersadar, aku menemukan Ana disampingku. Samar-samar aku melihatnya menangis. Namun kemudian aku kehilangan kesadaran. “Kini punggung yang lemah itu telah melindungiku dari bencana”. Dan kini kata-katamu telah terbuktikan. Maafkan aku Linaa.. Maafkan akuuu…..
                                                ~SELESAI~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar